Kamis, 24 Oktober 2013

tugas pengantar lingkungan *polusi udara*




 POLUSI UDARA

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Siapa yang perduli pada polusi ??.

Pencemaran air laut disebabkan adanya kelalaian manusia dalam mejaga laut dikarenakan sering membuang sampah sembarangan.pencemaran udara adalah adanya satu atau lebih substansi fisik,kimia atau biologi di atmosfer.pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber sumber alam atau kegiatan manusia,gas buang pabrik,tranportasi yang sudah tidak layak pakai,adanya perusahan industri ditengah tengah kota dan sampah yang sering dibuang bukan pada tempatnya.

kurang pedulinya kita terhadap lingkungan menyebabkan rusaknya bumi kita.

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
dampak bagi kesehatan manusia gangguan kesehatan susah bernafas.polusi udara akan terhirup oleh manusia, akan merusak organ tubuh manusia.jadi jagalah bumi kita karena anak cucu kita juga membutuhkannya.

tugas pengantar lingkungan *lingkungan dan kadar iman kita*




Lingkungan dan Kadar Iman Kita

Banjir, tanah longsor, yang terbaru banjir akibat lumpur panas di Sidoarjo, adalah pemandangan kita sehari-hari. Mengapa kasus seperti ini kerap terjadi? bukankah Al-Qur'an mengajarkan menjaga lingkungan?

Hujan, banjir disertai longsor adalah pemandangan ‘mengerikan’ yang sedang terjadi di negeri kita. Yang Pada intinya, kerusakan alam yang terjadi, banyak disebabkan ketidaktaatan kita mengelola alam.Peristiwa rusaknya lingkungan, barangkali menjadi pemandangan kurang mengenakkan dalam kurun waktu setahun ini. Lingkungan hidup makin rusak, karena insan Indonesia telah gagal mengemban misinya sebagai khalifah di muka bumi; untuk memelihara lingkungan hidup.maka sebab dari itu marilah kita menjaga lingkungan supaya tidak rusak dan sebaiknya kita menjaganya.. seakan akan alam menjadi musuh ketika gempa mengguncang maka rusak lah semuanya.

contoh dari akibat rusaknya lingkungan:
1.penebangan liar,pembakaran hutan,banjir bandang.





Selasa, 14 Mei 2013

Pengalaman manusia dan penderitaan

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, manusia diberi roh dan memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan yang lainnya. Setiap manusia pasti memiliki masalah. Masalah tersebut dapat mengakibatkan penderitaan pada diri manusia tersebut. Nah apasih penderitaan itu? Penderitaan adalah tanggungan atau beban yang dialami seseorang  pada suatu kondisi tertentu. Penderitaan dapat terjadi akibat dari tindakan yang telah diperbuat dan berakhir seorang tersebut yang menanggung derita tersebut.  
Dalam pembahasan tentang manusia dan penderitaan ini, mungkin saya akan lebih menjelaskan tentang suatu penyakit yang pasti dialami oleh setiap manusia. Yaitu penyakit hati atau penyakit psikis dalam diri manusia. Apa hubungannya dengan penderitaan? Tentu berhubungan! Setiap perbuatan yang kita lakukan, dapat berakibat untuk orang lain dan diri kita sendiri. Untuk penyakit hati, seperti rasa takut, iri, dengki,  dan sebagainya, dapat berpangaruh bagi lingkungan dan diri kita. Seperti yang saya katakan, penyakit hati tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah, dan masalah dapat mengakibatkan penderitaan pada diri manusia.
Di setiap waktu kita mendengar penemuan penyakit jenis baru, telah banyak dokter spesialis yang dapat menangani penyakit tertentu tersebut. Untuk penyakit hati atau lever saja banyak sekali dokter profesional dan bermacam obat yang dapat menangani. Namun tanpa kita sadari, bahwa manusia memiliki penyakit hati lain yang tidak kelihatan. Hati tersebut adalah hati yang sering dibahas oleh kita suci agama Islam yaitu Al-Qur’an di dalam ayat-ayatnya.
Banyak sekali buku dan artikel agama Islam yang menjelaskan tentang pengobatan penyakit hati. Istilah yang mungkin sering kita dengar yaitu ‘Tombo Ati’ yang berarti obat hati. Kebetulan saya memiliki beberapa buku karangan Imam Al-Ghazali, dan karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dalam kitabnya Ihyâ `Ulûmuddîn, Al-Ghazali berbicara tentang tanda- tanda penyakit hati dan kiat-kiat untuk mengetahui penyakit hati tersebut. Ia menyebutkan sebuah doa yang isinya meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan doa yang tidak diangkat."Disini mungkin saya akan mengutip beberapa dari buku karangan Ibnu al-Qayyim Al-jauziyah tentang ‘Cerdas mengobati hati sendiri’. 
Untuk penyakit hati sendiri, banyak sekali faktor yang dapat menimbulkan penyakit hati.  Penyakit hati menimbulkan gangguan psikologis dan gangguan psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga menggerogoti hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stres berkepanjangan. Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram. Orang yang iri hati tidak bisa menikmati kehidupan yang normal karena hatinya tidak pernah bisa tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan jatuh kepada frustrasi. Dan Banyak sekali macam penyakit hati dalam dari manusia.
Dari beberapa artikel dan buku Islam yang saya baca mengenai penyakit hati atau penyakit psikologis,  dalam agama Islam, ada dua macam terapi hati, yakni muhasabah (introspeksi diri) dan melawan kehendak nafsu (mukhafalah). Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermuhasabah, diantaranya adalah mengetahui segala kekurangan.
Dalam Islam, Kitab suci Al-Quran berfungsi sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Dalam Al-Quran banyak sekali yang menjelaskan tentang kesehatan. Ketenangan jiwa dapat dicapai dengan zikir (mengingat) Allah. Rasa taqwa dan perbuatan baik adalah metode pencegahan dari rasa takut dan sedih. Dan ketika seseorang mengalami permasalahan dalam kehidupannya maka hadapilah dengan sabar dan sholat sebagai jalan keluar dari segala macam permasalahan dan ketika segala macam usaha telah dilakukan secara maksimal maka serahkanlah segala macam urusan kita, hidup mati kita, sehat sakit kita hanya kepada Allah semata karena hanya Dia adalah segala macam urusan dikembalikan. Dan barang siapa yang menyerahkan segala urusan dunia dan akhiratnya hanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan hati mereka rasa aman, tenang dan tentram sehingga mereka dapat beraktivitas dengan maksimal sehingga mencapai hasil yang diinginkan.

Minggu, 05 Mei 2013

Tugas IBD Prosa lama,Prosa baru dan Puisi

Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :

1.     Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.

2.     Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.

3.     Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.

4.     Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
  • Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
  • Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
  • Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
  • Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
  • Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
  • Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
5.     Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Seribu Satu Malam.



Contoh Prosa Lama : Asal-Usul tangkuban perahu


Prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1.     Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. dugfiugs

Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
  • Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
  • Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
  • Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
  • Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
  • Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2.     Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

3.     Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.

4.     Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.

5.     Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.

6.     Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

7.     Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.

























Contoh Prosa Baru : Cerpen Peradilan

- PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

Contoh Puisi : Puisi Alam
 

Puisi Alam





Puisi Alam

Lihatlah hutan kita ini
Sedikit habis oleh orang-orang
Yang tidak memikirkan masa depan
Dia mementingkan pribadi tanpa peduli
Lewat puisi alam imi aku bertanya
Lewat curahan kata aku bicara

Indahnya tanahku di atas negeri
Ribuan pulau menyapa senyum bijaksana
Indonesia tercinta tetumbuhan menghijau
Aku lahir di sini

Di tempat surgawi
Tanahku subur penjajah suka buahku
Mereka berkelana dari kejauhan
Mereka datang berbondong

Akhirnya mereka pergi dengan semangat alam
Penjajah pergi, penjajah lenyap
Sekarang diri menjarah diri
Hutan kita habis berkeping

Sisa akar-akar yang suram
Satukan jemari, beri yang lain pencerahan
Cukup tanam satu tunas sehati
Atau lindungi yang sudah merambah

Tanpa kau ketahui kau melestarikan
Janin di masa mendatang
Sengaja gambar ini terpampang
Sengaja gambar ini tersimpan
Agar kita mengerti takkan ada lagi yang asri
Kalau kita tak peduli

Cerpen Peradilan Rakyat (Putu Wijaya)

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior  yang sangat dihormati oleh para penegak   hukum. 

         "Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu,
"aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda? Pengacara muda tertegun.
 "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku”

            "Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih            terasa.
"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Andalakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga, adalah keadilan itu sendiri".Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisabicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."kata pengacara tua itu.
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"Pengacara tua itu tertawa. "Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua. Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu mintamaaf.            
"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air,bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."
Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang."Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik.  Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."
"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya.  Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin dan beku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu akumelakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang. Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini." Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian iamelanjutkan.
 "Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."
"Lalu kamu terima?"potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu denganheran."Bagaimana Anda tahu?"
Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata:"Sebab aku kenal siapakamu."
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk  membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehinggatercapai keputusan yang seadila-dilnya."Pengacara tua mengangguk anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
 "Antara lain."
 "Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."Pengacara muda tertegun.
 Ia menatap, mencoba mengetahuiapa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu. "Jadi langkahku sudah benar?"Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.
"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"  
"Bukan juga Karena uang
"Bukan!".
"Lalu   karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum. "Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"
"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"Orang tua itu menggeleng.
"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akanberhasil keluar sebagai pemenang."
"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."
"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."
"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."
Pengacara muda itu tertawa kecil."Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
Betul?"
"Betul!"Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut.
Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi."Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut,     bukan?"
"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
“Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman.Dia tidak memberikan angka-angka?"
"Tidak.” Pengacara tua itu terkejut
"Sama  sekali   tak dibicarakan berapaa kan membayarmu?
"Tidak."
 "Wah! Itu tidak profesional!"Pengacara muda itu tertawa
."Aku tak pernah mencari uangdari kesusahan orang!"  
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"Pengacara muda ituterdiam.
" Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!" "Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?" Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya”
“Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"
Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.
"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut,
Bukan  Karena kamu  disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."
 "Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atauperlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci       negaramu,bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.
Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.

"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."
Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi  orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.
"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."
Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara  muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."
Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.
"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, Kita akan     menjadi bangsayang lalai."
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi.
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar it.
"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih,
"Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" **
B.   APRESIASI CERPEN “PERADILAN RAKYAT
1.      UNSUR INSTRINSIK CERPEN.
a.      Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan.
           
1.      Tema mayor
Sosial
2.      Tema minor
-Harus menyeimbangkan antara kepentingan rakyat dan perorangan
-Ketika sebuah profesi harus bertentangan dengan hati nurani
- Keadilan untuk rakyat
- Hukum itu dipertunjukkan untuk rakyat.
b.      Penokohan
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita,
.
1.      Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi inti atau pusat utama dalam cerita. Dalam cerpen tersebut adalah:Pengacara muda dan pengacara tua.
2.      Tokoh pendamping
Tokoh pendamping merupakan tokoh yan mendampinghi tokoh utama dalm cerita karya sastra. Dalam cerpen tersebut adalah:Penjahat dan sekertaris pengacara tua.
c.       Alur/plot
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan.
Didalam cerita  cerpen “peradilan rakyat”  tersebut adalah  yang menjadi alur cerita tersebut adalah alur maju yaitu Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian.
Antara lain:
- mulai melukiskan keadaan (situation)
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior  yang    sangat     dihormati oleh para penegak  hukum.Kedatangan pengacara muda itu untuk berdialog masalah hukum di negara yang dirasakan lemah oleh mereka…………………..
                  
                   - peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses)
                   Belum lama ini negara menugaskan aku (pengacara muda) untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati
 - keadaan mulai memuncak (rising action);     
Seorang penjahat yang mendapat yang mendapat pengacara yang hebat. Penjahat itu, juga meminta kepada pengacara muda untuk membelanya. Karena pengacara itu profesional maka dia menerimanya dengan membela penjahat dengan membela penjahat dipersidangan,penjaht yang seharusnya menjadi musuh negara dan rakyat
-- mencapai titik puncak (klimaks
Peradilan terhadap penjahat itu dimulai . gambaran dari pengacara tua itu benar-benar terjadi sidang perkara yang dilakukan oleh pengacara dan penjahat itu dimenangkan keduanya. Penjahat itu bebas dengan tertawa  lepas. Penjahat itu menerima kebebasnya dengan cepat keluar negeri dan sulit untuk menjamahnya kembali.
- pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)
Mengetahui hal tersebut rakyat menjadi beramarah. Mereka turun kejalan dengan melakukan demontrasi besar-besaran dimana-mana, gedung-gedung dipengadilan dibakar, dan pengacara muda itu diculik dan dibunuh
           
d.      Latar(Setting)
     Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.
-          Latar tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang di pergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.dapat dilihat dalam penggalan cerpen berikut.
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hokum
dan
Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara  muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam”.
Yang dimaksud latar tempat pada penggalan cerpen diatas adalah kantor pengacara tua (ayah dari pengacara muda)
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi.
Yang dimaksud latar yang tergambar dalam cerpen diats adalah pengadilan.
                       
-          Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
                       
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam”.
Latar waktu yang tergambar dalam penngalan cerpen diatas adalah malam hari
-          Latar Suasana
Merupakan suasan yang dihadapi oleh para tokoh dalam cerpen
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendakmenggulingkan pemerintahan yang sah.
Latar Susana yang tegambar dalam cerpen diatas adalah menegangan
                                                            dan
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
Latar suasana yang ditimbulkan pada penggalan cerpen diatas adalahkesedihan pengacara tua karena kematian anaknya.
e.       Perwatakan
Perwatakan berbeda dengan penokohan perwatakan mengacu tentang bagaimana tokoh-tokoh dalam karya sastra bersikap dan menunjukkan ciri khas wataknya. Yaitu penjabaran sebagai berikut: 
1.      Pengacara muda: merupakan seorang pemuda yang kritis, tekun, bersemangat cerdas dan profesional terhadap pekerjaannya sebagai gi pengacara dan penyanyang. Hal tersebut tergambar dalam penggalan cerpen diatas yaitu sebagai berikut:
“Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga, adalah keadilan itusendiri".kata pengacara muda itu.   
                                                            dan
"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
2.      Pengacara tua: Memiliki bijaksana, penyayang, rendah hati. Hal tersebut tergambar dalam penggalan dari kutipan cerpen diatas yaitu sebagai berikut:
"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
                                          Dan
"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
3.      Sekertaris: baik hati, penolong dan penyayang dan ramah
Hal tersebut tergambar dalam kutipan cerpen diatas yaitu sebagai berikut:
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."
4.      Penjahat : serakah da jahat
Hal tersebut tegambar pada kutipan cerpen diatas, yaitu sebagai berikut
Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi
f.       Point of view ( sudut pandang)
Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Sudut pandang yang terdapat dalam cerpen Peradilan Rakyat adalah Sudut pandang orang ketiga yaitu sudut pandang  yang biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; Contohnya pada kutipan dibawah ini
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."
                                    Dan
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda? Pengacara muda tertegun.
g.      Konflik
Konflik merupakan masalah yang tengah dihadapi oleh tokoh utama dalam karya sastra. Ada 2 konflik yang muncul dalam cerpen “peradilan rakyat” diatas yaitu:
1.      Konflik psikis (masalah yang dihadapi pengacara muda dengan dirinya sendiri) yaitu pada kutipan cerpen diatas sebagai berikut:
Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin dan beku
2.      Konflik sosial (masalah yang dihadapi pengacara muda dengan lingkunagnnya). yaitu pada kutipan sebagai berikut:
Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat.
3.      Konflik psikis(konflik dengan alam) yaitu pada kutipan sebagai berikut:
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar.
h.      Gaya Bahasa dan majas
Bahasa dalam cerpen memilki peran ganda, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai penyampai gagasan pengarang. Namun juga sebagai penyampai perasaannya. Beberapa cara yang ditempuh oleh pengarang dalam memberdayakan bahasa cerpen ialah dengan menggunakan perbandingan, menghidupkan benda mati, melukiskan sesuatu dengan tidak sewajarnya, dan sebagainya. Melebih-lebihkan kata sehingga menampilkan unsur-unsur sasta yang indah dan menarik. Itulah sebabnya, terkadang dalam karya sastra sering dijumpai kalimat-kalimat khas. Menurut Sumadiria (2006 :147—160) mengemukakan macam-macam gaya bahasa adalah sebagai berikut.
Gaya bahasa yang digunakan yang digunakan dalam cerpen diatas adalah. Imagery berupa perumpamaan yang mengundang emosi pembaca.
a.       Personifikasi
 Gaya bahasa perbandingan yang mengandaikan benda-benda mati, termasuk gagasan atau konsep-konsep yang abstrak, berperilaku seperti manusia yang menggerakan seluruh tubuhnya. Pada cerpen gaya bahasa personifikasi adalah sebagai berikut:
Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak  diseluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
b.      Hiperbola,
Gaya bahasa yang pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya ukurannya, atau sifatnya dengan maksud memberikan penekanan pada suatu pertanyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Pada cerpen gaya bahas hiperbola adalah sebagai berikut:
1.      Tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedangdicabik-cabik korupsi ini
2.      Jangan membunuh diri dengan deskripsi-deskripsi yang menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam
3.      Ia merayakan kemenangan dengan pesta kembang semalam suntuk, lalu meloncake mancanegara, tak mungkin dijamah lagi.
c.       Ironi
Gaya bahasa yang berpa sindiran. Pada cerpen gaya bahas hiperbola adalah sebagai berikut:
            Tidak seperti pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang.
i.        Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang,bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita. Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Pada cerpen diatas cerpen diatas adalah sebagai berikut:
1.      Dalam memilih pilihan hidup itu, kita seharusnya sebagai manusia menggunakan pikiran serta perasaan, sehingga pilihan yang kita ambil tersebut tidak merugikan diri sendiri.
2.      Banyaknya mafia-mafia di negeri ini merupakan bukti kebobrokan moral di Negara ini yang mana hokum bisa diperjual belikan.
3.      Kita sebagai manusia yang mempunyai akhlak hendaknya menjalani sebuah pekerjaan yang menjadi tanggung jaawab sesuai dengan norma-norma yang berlaku secara professional, sehingga hal-hal yang merugikan orang lain apalagi menyengsarakan orang lain dapat dihindari. Bukan tidak mungkin bila rakyat telah marah, maka akan lupa diri dan bisa melakukan hal-hal diluar batas kewajaran
2.UNSUR- UNSUR EKSTRINSIK
Putu Wijaya, salah satu sastrawan besar Indonesia, saat ditemui pada hari Kamis, 27 Agustus 2009,  menyatakan kesediaannya untuk menjadi penulis tamu dalam kegiatan MataKataKita yang diselenggarakan komunitas EnamPENA. Putu Wijaya akan berpartisipasi dengan menulis sebuah cerita pendek untuk dikolaborasikan dalam buku braille bersama para pemenang sayembara, baik dari masyarakat mata awas dan penyandang tunanetra.
Putu Wijawa adalah seorang sastrawan kelahiran Tabanan, Bali. Selain skenario film dan sinetron, lebih dari 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, juga artikel lepas dan kritik drama telah ditulisnya. Disamping itu, gelimangan penghargaan telah diterima Putu Wijaya. Beberapa diantaranya seperti SEA Write Award 1980 di Bangkok, tiga Piala CItra untuk penulisan skenario, serta meraih Profesional Fellowship dari The Japan Foundation Kyoto Jepang (1991-1992).